3D White Peace Symbol

Selasa, 11 Desember 2012

Saying About Love

Love is not blind
But it sees doesn't mind
Falling in love is simple
You can't choose who to love
It just happens
Hope the greatest pain is to love in vain
Its just a chapter in the past
Don't close the book
Just turn the page
Let it go......
A bitter end is better than one that never end

My Best Friend

Persahabatan membuatku menjadi lebih dewasa.
Persahabatan membuatku mengerti arti berbagi, dalam suka dan duka.
Persahabatan bisa membuatku mengerti akan cinta kasih.
Persahabatan pula lah yang membuatku bisa mengendalikan diri, karena keperdulian, dan kasih sayang.

Sahabat....
Aku bersyukur karena memilki mereka dalam hidupku.
Entah aku sudah baik di mata mereka atau belum, tapi aku merasa nyaman berada diantara mereka.
Mereka bukan hanya sekedar hadir dalam duka, tapi aku juga ingin membagi suka cita, bahagia.
Tangis, luka, kecewa. Kami tuang dalam kebersamaan.
Berbagi, memiliki rasa kasih satu sama lain.
Terkadang jika rasa egois ku muncul, mereka menasehati.
Jika aku sakit, mereka merindukanku, begitu juga sebaliknya.
Bagiku mereka bukan hanya sekedar “rumah” untuk aku menumpahkan keluh kesah, tapi juga sebagai pondasi terkuat untuk aku menjalani kuliah kehidupan.

Hai.... sobat.
Aku akan memperkenalkan sahabat-sahabat terbaikku.

Namanya DWITAHTA WASILLA, panggil aja Eta, atau Tata.
Lahir di Tegal, 31 Oktober 1997
Dia itu suka banget segala sesuatu yang berbau Jappanese. Mulai dari komik, baju, lagu, film. Dia itu ngefans sama JKT 48, pernah ikut audisi JKT 48 Generasi Ke-2 bareng aku, tapi sayangnya kita tidak lolos.
Menurutku dia itu orangnya dewasa, baik super duper, gokil, asik, ceria, dan yang paling penting sabaaarrrr banget kalau ngadepin aku :).
Banyak suka duka yang dia bagi sama aku, tentang keluarga, cinta, atau apa pun. 


Nah, kalau yang ini
Namanya BELLADIENA LUSIDA PUTRI. Panggil aja Bella.
Lahir di Tegal, 14 November 1997
Dia itu suka sekali segala sesuatu tentang KOREA. Mulai dari musik, tarian, sampai BoyBand dan Girlsband asal negeri ginseng itu. Dia ngefans sama Seohyun SNSD dan Dong Hae SUJU. Sahabat aku yang satu ini anaknya cantik, tinggi, banyak yang naksir satu sekolah, dewasa juga, pemalu, orangnya perasa dalam arti serba enggak enakan sama orang. Mungkin takut berbuat kesalahan dengan orang lain. Dia itu sahabat aku yang selalu memberi aku motovasi, menguatkan aku. Pernah aku mengalami konflik dengan dia, iya karena rasa iri hati dan cemburu aku sama dia. Aku merasa enggak bisa menjadi seperti dia. Tapi sekarang semua hal itu sudah berubah, karena dia mengingatkan aku untuk selalu mensyukuri apapun yang diberikan Tuhan adalah yang terbaik.


Yang terakhir, ini nih si imut.
Namanya Chyntia Intan Listyawan. Panggil dia Intan.
Lahir di Tegal, 27 Maret 1997.
Sama seperti Bella, dia itu suka banget sama KOREA. Dia ngefans banget sama Siwon SUJU dan Yoona SNSD, sebenarnya sih masih banyak lagi.
Anaknya imut banget, kecil, cantik, baik, supel, moody juga, ramah, suka bikin aku ketawa, pokoknya baik deh. Aku suka panggil dia dengan sebutan “saeng” yang dalam bahasa korea berarti “adik perempuan”, sedangkan dia memanggil aku dengan sebutan “oeni” yang artinya “kakak perempuan”.


Tapi kita bertiga (aku, bella, dan intan) punya panggilan sayang lho...
Aku di panggil cerong, bella aku panggil bellong, sedangkan intan aku panggil intong. Lucu kan...??? sekedar buat panggilan sayang aja sih... hehhehe

Intinya mereka itu segalanya buat aku.
meski kita berpisah aku akan tetap menyayangi kalian.
cinta, percaya....
itu yang akan mempersatukan kita semua.


 My Best Friend, My Love, My Heart, My Home.
Friend Is Loyalty



Rabu, 28 November 2012

Lady Diana



Putri Diana dilahirkan dengan nama Diana Frances Spencer, anak bungsu dari Edward Spency 1961 di Park House, Sandringham Estate. Beliau dibaptis di gereja St Mary Magdalene di Sandringham, oleh Percy Herbert. Diana mendapatkan pendidikannya di Riddlesworth Hall di Norfolk dan di west Heath Girl's School, di Sevenoaks,Kent, dimana beliau diangggap sebagai seorang pelajar berprestasi rendah.


Saat berusia 16 tahun, Diana meninggalkan sekolah West Heath untuk melanjutkan studinya di Institut Alpin Videmanette di Switzerland, sebuah sekolah yang menitikberatkan pada pendidikan budaya diamana disitu juga terdapat wadah bagi para pelajarnya untuk kegiatan - kegiatan sosial. Walaupun Diana tidak cemerlang dalam pelajarannya tapi beliau merupakan seorang penyanyi amatir yang baik.

Pada tanggal 24 Februari 1981 Lady Di bertunangan dengan Pangeran Charles, dan tanggal 29 Juli 1981 mereka menikah di Kathedral St Paul, London, dalam upacara yang sedemikian meriah. Keberuntungan Lady Di seolah mewakili wanita muda di seluruh dunia pada umumnya yang memperoleh jodoh dan bersama-sama mengarungi bahtera perkawinan. Lady Di seolah begitu sempurna mewakili sosok wanita idaman yang begitu harmonis dan bahagia menemukan cintanya, apalagi dengan calon pewaris tahta kerajaan Inggris. Lady Di semakin disayang poleh pers Inggris ketika mulai melahirkan putra pertama Pangeran William Arthus Philip Louis, kemudian disusul putra kedua Pangeran Henry charles Albert David. Sangat terasa kebahagiaan masih menyelimuti keluarga baru ini.

Namun selang beberapa tahun kemudian mulai muncul benih-benih keretakan keluarga dengan berpalingnya Charles ke cinta pertamanya, Camilia Parker Bowles. Selain itu ternyata Diana ternyata menderita bulimia, tercatat sampai lima kali mencoba bunuh diri seperti dalam biografi yang ditulis Andrew Morton.Bukan hanya Charles yang main affair dengan wanita idaman lain (WIL), tetapi Diana pun terang-terangan punya affair dengan pria idaman lain (PIL). Harapan dan sekaligus "kepercayaan" yang diberikan oleh masyarakat dunia agar pasangan ini bahagia selamanya tidak mampu mereka pertahankan. Setelah diumumkan oleh PM Inggris John Major pada 9 Desember 1992 bahwa pasangan itu hidup berpisah, pada 28 Agustus 1996 keduanya benar-benar berpisah. Kisah bak dongeng yang (diharapkan) serba indah pun berakhir.

Harian Woman's Day pada edisi 31 Agustus 1997 menurunkan tulisan berjudul Diana Jatuh Cinta, Diana oh Diana...., menceritakan makin intimnya Lady Di dengan milyader Dodi al-Fayed (42). Siapa mengira, redaksi harian ini malam harinya harus menyiapkan aneka tulisan untuk disajikan esok harinya, sehubungan dengan meninggalnya Putri Diana dengan pacarnya Dody, pengendara mobil Henri Paul dan bodyguard Al-Fayed Trevor Rees-Jones dalam suatu kecelakaan lalu lintas di Paris, Minggu (31/8) dini hari? Kami memilih judul berita utama Putri Diana Mati Saat Temukan Cinta Sejati, karena ternyata sepanjang perkawinan dengan Charles -- berdasar pengakuannya di biografi maupun wawancara dengan pers - dia tidak merasakan indahnya cinta sejati. Dengan caranya sendiri dia mencoba menemukan cinta sejati itu. Namun takdir menentukan lain. Tiada hal yang pasti di dunia ini, kecuali kematian, dan Diana telah membuktikan hal itu. Dunia kaget dan bersedih. Wajar pula kiranya bila Inggris terkejut dan "marah". Namun Diana terlanjur pergi dan tidak pernah kembali. Tidak akan ada lagi senyum menawan wanita pemalu yang mencintai anak-anak dan sesama antara lain dengan aktif dalam kampanye anti-ranjau darat di seluruh dunia, mencintai musik klasik dan balet, serta pemain ski ulung dan jago renang.


MENJADI seorang publik figur, apalagi seorang wanita cantik yang pada waktu itu menjadi istri seorang calon pewaris tahta kerajaan, memang tidak mudah bagi Lady Di. Di mana saja dia berada, sorotan kamera televisi, kilatan blitz foto, dan coretan pena di atas notes-notes, senantiasa mengiringi. Seolah apa saja yang dia lakukan, apalagi setelah mulai melakukan affair, menarik dijadikan berita. Belum lagi -- dan ini yang justru lebih banyak dan lebih merepotkan -- kehadiran pa-parazzi yang selalu membuntuti orang - orang penting dan kaya untuk difoto paling eksklusif dengan imbalan honor tinggi dari media yang bersedia membelinya.

The Sun, The Mirror, dan Daily Mail, adalah tiga tabloid di Inggris yang langganan membayar tinggi foto-foto eksklusif kiriman paparazzi. Salah satu penyulut kecelakaan maut Diana dan Dodi itu adalah akibat ulah paparazzi yang bertindak berlebihan dan pantang menyerah karena mengejar honor tinggi. Toh masyarakat dunia tidak dapat menyalahkan sepenuhnya ulah paparazzi maupun media yang terus memberitakan perkembangan kisah Lady Di karena mereka memang tertarik menikmati perkembangan berita terbaru cerita putri itu.